Beliau adalah Shaleh bin Abed bin Masih bin Ubaid bin Hajir bin Tsamud bin Abir bin Iram bin Sam bin Nuh as. Belia di utus oleh Allaw kepada kaum Tsamud . Tsamud adalah nama sebuah kabilah yng populer dengan sebutan Tsamud. istilah itu di ambil dari nama kakek mereka, Tsamud, saudara Judais. kedunya adalah putra Abir bin Iram bin Sam bin Nuh as.
Kaum Tsamud yang ingkar
KaumTsamud adalah bangsa arab asli yang tinggal di daerah bebatuan di antara Hijaz dan Tabuk, Keberadaan mereka setelah periode Kaum 'Aad . Kaum Tsamud juga menyembah berhala, seprti halnya kaum 'Aad yang telah di binesakan oleh Allah SWT. kemudian Allah SWT, mengutus seorang hamba dan rasul-nya dari kalangan mereka sendiri, yaitu Nabi Shaleh as.
Nabi Shaleh as. menyeru dan mengajak mereka agar menyembah Allah SWT semata. Tuhan yang tiada sekutu bagi-nya. Dia juga menyerukan agar mereka merobohkan dan membinasakan berhala-berhala, serta tidak menyekutukan-nya dengan sesuatu apapun.
Dari seruan Nabi Shaleh as. itu, berimanlah sekelompok orang dari mereka, tetapi mayoritas dari mereka tetap kafir dan inkar. Mereka ini mencaci maki dan menyakiti Nabi Shaleh as. baik melalui ucapan ataupun melalui perbuatan, bahkan mereka bermaksud membunuhnya. Lebih dari itu mereka juga membunuh Unta Nabi Shaleh as. yang merupakan mu'jijzat dan hujjah atas kekuasaan Allah yang ada di tengah-tengah mereka. Unta yang dapat mereka manfaatkan susunya itu justru mereka bunuh secara dzalim.
Nabi Shaleh as, menyerukan da’wah islam pada kaumnya
Kisah Nabi Shaleh as, dan kaumnya di jumpai banyak pada ayat-ayat Al-quraan, seperti pada surat Al-a'raf, ayat 73-79, surat Al-ahqaf, ayat 73-79, surat Hud, aya 61-68, surat Al-hir, ayat 80-84, surat Asy-syu'ra ayat 141-159, surat An-Naml, ayat 45-53, surat Al-qomar, ayat 23-32 dan yang lainya.
Nabi Shaleh as. Tak henti-hentinya menyerukan dan mengajak kaumnya agar menyembah kepada Allah dan meninggalkan berhala-berhala yang mereka jadikan senbahan, Dialah Allah yang telah menciptakan kalian dari tanah dan menjadikan kalian sebagai pemakmurnya. artinya, dia dia memberikan pada kalian apa yang ada di bumi, berupa tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, dialah sang pencipta, pemberi rizqi. Hanya dia semata-mata yang berhak di senbah, bukan yang lain. Nabi Nuh as berkata sebagaiman dalam Al-quraan yang artinya :
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)". (QS. Hud : 61).
Seruan Nabi Shaleh itu di sambut kaumnya dengan ejekan, hinaan, dengan penuh kesombongan dan keinkaran, sebagaimana di terangkan dalam Al-quraan yang artinya :
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya". Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu". (QS. Al-A'raf : 75-76).
Kaumnya berkata yang artinya :
Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?" Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila". Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. (QS. Al-Qomar : 24-25).
Nabi Shaleh as. masih terus mencoba menasehati mereka dengan penuh kesabaran agar mereka beriman beliau berkata yang artinya :
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum A´Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (QS. Al-A'raf : 74).
Nabi Shaleh as. mengingatkan kaumnya, bahwa Allah SWT. telah menjadikan kalian sebagai khalifah setelah kaum 'Aad, agar kalian mengambil pelajaran peristiwa yang mereka alami dan mengambil sikap yang berbeda dengan apa yang mereka lakukan. bumi ini di serahkan pada kalian untuk di kelola dan di bangun dengan baik. sesuai dengan ayat yang artinya :
Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin; (QS. Asy- Syur'aa : 149), kalian kerjakan semua itu dengan cerdas, profesional dan ulet, responlah nikmat Allah itu dengan rasa syukur dan beramal shaleh, beribadah hanya padanya dan tidak menyekutukan Allah, janganlah sekali-kali kalian menentang-nya dan menyimpang dari ketaatan kepadanya, karena hal itu akan menimbulkan kerugian dan penyesalan yang sangat besar.
Mu’jizat Nabi Shaleh
Ketika Nabi Shaleh as. mengajak mereka agar menyembah kepada Allah SWT. semata, Tuhan yang maha esa, mereka meminta agar Nabi Shaleh as. menghadirkan sesuatu yang menakjubkan (Mu'jizat). mereka berkata pada Nabi Shaleh as. "Jika kamu benar maka datangkanlah dari batu ini (sambil menunjuk pada sebongkah batu) seekor unta betina dengan sifat-sifatnya yang begini, mereka menyebutkan kriteria dan sifat-sifat unta yang mereka kehendaki."
Nabi Shaleh as berkata pada mereka "bagaimana jika aku benar-benar mendatangkan apa-apa yang kamu minta, dengan sifat-sifatnya yang engkau kehendaki itu, apakah kamu beriman terhadap yang aku bawa dan apa yang karenanya akau utus?" Mereka menjawab, "Ya".
Mengeluarkan Unta dari bebatuan
Maka Nabi Shaleh as. memegang janji dan kesepakatan mereka itu, selanjutnya Nabi Shaleh as Bangkit menunaikan shalat karena Allah Azza wa Jalla, lalu berdo'a kepada-Nya agar ia berkenan mengabulkan apa yang mereka minta, dengan sifat dan kriteria sesuai dengan apa yang mereka kehendaki.
Allah SWT. memperkenankan do'a Nabi Shale as dan memerintahkan pada batu yang mereka tunjuk tersebut agar mengeluarkan seekor unta betina sesuai yang mereka inginkan. peristiwa luar biasa dan sangat mengagumkanpun jadi kenyataan, seekor unta betina keluar dari batu. mereka jadi terpaku dan terbelalak menyaksikan peristiwa besar, bukti nyata yang tak terbantahkan, di antara mereka ada yang beriman, namun sebagian besar dari mereka tetap dalam kekafiran dan kedurhakaanya.
Kaum Nabi Shaleh as, banyak yang ingkar
Pemimpin orang-orang yang beriman itu ialah Junda’ bin Amr bib Mihlat bin Labid bin Jawas. Ia merupakan salah satu pemimpin yang menemukan kemuliaan dalam islam. Junda mengajak keponakanya yaitu Syihab bin Khalifah yang merupakan salah seorang tokoh di antara mereka. Atas ajakan itu sebenarnya ia bermaksud masuk islam, tetapi di halang-halangi oleh mereka yang masih tetap mempertahankan status kekafiranya. Akhirnya ia cenderung lebih memilih tetap bersama mereka, tidak jadi mengikuti ajakan Junda’. Hal itu mengundang seseorang dari kalangan orang-orang yang beriman kepada Nabi Shaleh as. Menyayangkan sikap Syihab bin Khalifah, yang berpaling lagi setelah menemukan hidayah orang muslim itu bernama Mahrasyi bin Ghanamah bin Dzamil.
Unta sebagai ujian kaum Tsamud
Unta betina Mu’jizat itu hidup di tengah-tengah mereka sebagai ujian bagi mereka. Nabi Shaleh melarang mereka agar tidak mengganggu dan berbuat dzalim pada unta tersebut, karena itu merupakan suatu anugrah besar dari Allah yang dari unta itu mereka dapat mengambil dan meminum susunya.
Nabi Shaleh as berkata pada mereka , sebagaimana dalam ayat yang artinya :
Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat". (QS. Hud : 64).
Oleh sebab itu janganlah kalian mengganggunya, biarkan unta itu merumput dan minum air di bumi ini.
Persekongkolan untuk membunuh unta
Waktu terus bergulir sampai akhirnya, para tokoh dan pemimpin kaum Tsamud berkumpul dan bersepakat untuk menyembelih unta betina itu, Allah SWT. Berfirman yang artinya :
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)". (QS.Al A’raf : 77).
Dan yang di tugaskan membunuh unta itu adalah salah seorang pemimpin mereka, yaitu Qidar bin Salif bin Junda’ adalah seorang yang berkulit coklat tua dan bertumbuh pendek. Ia melakukan tugas membunuh unta itu atas kesepakatan bersama. Oleh sebab itu, penanggung jawab pembunuh mereka semua.
Dua orang perempuan kafir
Ibnu Jarir dan para ulama ahli tafsir menyebutkan, bahwa pada masa itu ada dua orang wanita, yang pertama bernama Shaduq bint Al-Mihya ibnu Zuhair bin Al-Muhkhtar, Di seorang wanita juga mempunyai kedudukan terhormat, kaya dan cantik, Dahulu ia pernah di nikahi oleh orang muslim kalangan kaum Tsamud, tetapi kemudian ia menceraikan laki-laki itu, Shaduq memanggil seorang bernama Al-Hubab, dan menawarkan diri, jika ia dapat membunuh unta betina tersebut, maka ia mau menikah denganya, tetapi Al-hubab menolak tawaran tersebut, lalu ia memanggil anak pamanya (sepupu) yang bernama Masda’ bin Mahraj bin Al-mahya, dan Masda’ pun menerima tawaran itu.
Wanita yang kedua bernama Unaizah binti Ghunaim bin Majlaz, yang juga di kenal debgan julukan Ummu Usman, ia adalah seorang wanita kafir yang sudah tua, yang mempunyai beberapa puteri yang cantik-cantik serta mempunyai harta yang sangat banyak, suaminya bernama Dzu’ab bin Umar salah seorang pemimpin kaum Tsamud.
Unaizah menawarkan pada Qidar bin Salif, aku akan berikan empat anak gadisku kepada kamu, siapa saja yang kamu sukai, jika kamu telah benar-benar membunuh unta betina milik Shaleh.
Maka kedua pemuda tersebut (Masda’ dan Mahraj dan Qidar bin Salif), mmulai menyusun rencana pembunuhan dan melaksanakanya yang di bantu oleh tujuh orang lain dari kalangan kaum Tsamud, sehingga mereka berjumlah sembilan orang. Dan mereka itulah yang oleh Allah SWT. dIsebutkan dalam firmanya, yang artinya :
Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan. (QS.An-Naml : 48).
Untuk mempermulus rencana pembunuhan itu, mereka menyusun strategi persekongkolan dengan kabilah-kabilah yang lain, dan mendapatkan respons dari mereka, akhirnya mereka berangkat dan mengintai unta betina milik Shaleh, Qidar dan Masda’ sembunyi di samping bongkahan batu yang menjadi lewatan unta tersebut setelah minum air.
Ketika unta itu berjalan melewati tempat yang berada di bawah penjgaan Masda’. Maka ia langsung melemparkan anak panah kearah unta tersebut hingga tepat mengenai tulang betisnya. Kemudian Unaizah binti Ghanam keluar dan memerintahkan anak gadisnya yang cantik untuk memperlihatkan diri kepada Qidar dan kelompoknya, sehingga Qidar bertambah semangat, langsung menghujamkan pedang dengan kerasnya ke arah unta tersebut sehingga urat kaki unta itu putus dan jatuh tersungkur ke tanah, setelah itu Qidar berteriak keras memperingatkan anak unta itu, lalu menusuk leher unta tersebut dan menyembelihnya, sementara anak unta tersebut lari ke puncak gunung, dan disana ia berdo’a menjerit tiga kali, lalu menghilang di bebatuan.
Adzab untuk Kaum Tsamud
Keinkaran, kedzaliman dan kedurhakaan mereka suda di luar batasdan tidak dapat ditolerir, dan dari mereka sudah tidak bisa di harapkan akan menjadi baik, maka sudah saatnya mereka harus digulung oleh adzab Allah SWT.
Setelah penyembelihan itu Nabi Shaleh as berkata, mengingatkan akan terjadinya adzab yang telah di ancamkan bagi mereka, firman Allah yng artinya :
Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan". (QS. Hud : 65).
Rencana pembunuhan kepada Nabi Shaleh as
Tetapi kezaliman mereka semakin gila, bahkan hendak membunuh Nabi Shaleh as. Merekapun menyusun rencana penbunuhan itu, firman Allah SWT . yang artinya :
Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui. (QS. An-Naml : 50-52).
Keinginan mereka untuk membunuh Nabi Shaleh dan keluarganya di malam itu sudah bulat, maka ketika malam tiba kesembilan orang yang menjadi perwakilan mereka bermaksud mendatangi Nabi Shale as. Lalu Allah SWT. Mengirimkan batu-batu yang melempari kesembilan orang tersebut, dan mengirimnya terlebih dahulu ke neraka, sebalum kemudian kaum Tsamud menyusul mereka.
Tiga hari ketentuan Adzab untuk kaum Tsamud
Kaum Tsamud yang ingkar
KaumTsamud adalah bangsa arab asli yang tinggal di daerah bebatuan di antara Hijaz dan Tabuk, Keberadaan mereka setelah periode Kaum 'Aad . Kaum Tsamud juga menyembah berhala, seprti halnya kaum 'Aad yang telah di binesakan oleh Allah SWT. kemudian Allah SWT, mengutus seorang hamba dan rasul-nya dari kalangan mereka sendiri, yaitu Nabi Shaleh as.
Nabi Shaleh as. menyeru dan mengajak mereka agar menyembah Allah SWT semata. Tuhan yang tiada sekutu bagi-nya. Dia juga menyerukan agar mereka merobohkan dan membinasakan berhala-berhala, serta tidak menyekutukan-nya dengan sesuatu apapun.
Dari seruan Nabi Shaleh as. itu, berimanlah sekelompok orang dari mereka, tetapi mayoritas dari mereka tetap kafir dan inkar. Mereka ini mencaci maki dan menyakiti Nabi Shaleh as. baik melalui ucapan ataupun melalui perbuatan, bahkan mereka bermaksud membunuhnya. Lebih dari itu mereka juga membunuh Unta Nabi Shaleh as. yang merupakan mu'jijzat dan hujjah atas kekuasaan Allah yang ada di tengah-tengah mereka. Unta yang dapat mereka manfaatkan susunya itu justru mereka bunuh secara dzalim.
Nabi Shaleh as, menyerukan da’wah islam pada kaumnya
Kisah Nabi Shaleh as, dan kaumnya di jumpai banyak pada ayat-ayat Al-quraan, seperti pada surat Al-a'raf, ayat 73-79, surat Al-ahqaf, ayat 73-79, surat Hud, aya 61-68, surat Al-hir, ayat 80-84, surat Asy-syu'ra ayat 141-159, surat An-Naml, ayat 45-53, surat Al-qomar, ayat 23-32 dan yang lainya.
Nabi Shaleh as. Tak henti-hentinya menyerukan dan mengajak kaumnya agar menyembah kepada Allah dan meninggalkan berhala-berhala yang mereka jadikan senbahan, Dialah Allah yang telah menciptakan kalian dari tanah dan menjadikan kalian sebagai pemakmurnya. artinya, dia dia memberikan pada kalian apa yang ada di bumi, berupa tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, dialah sang pencipta, pemberi rizqi. Hanya dia semata-mata yang berhak di senbah, bukan yang lain. Nabi Nuh as berkata sebagaiman dalam Al-quraan yang artinya :
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)". (QS. Hud : 61).
Seruan Nabi Shaleh itu di sambut kaumnya dengan ejekan, hinaan, dengan penuh kesombongan dan keinkaran, sebagaimana di terangkan dalam Al-quraan yang artinya :
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya". Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu". (QS. Al-A'raf : 75-76).
Kaumnya berkata yang artinya :
Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?" Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila". Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. (QS. Al-Qomar : 24-25).
Nabi Shaleh as. masih terus mencoba menasehati mereka dengan penuh kesabaran agar mereka beriman beliau berkata yang artinya :
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum A´Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (QS. Al-A'raf : 74).
Nabi Shaleh as. mengingatkan kaumnya, bahwa Allah SWT. telah menjadikan kalian sebagai khalifah setelah kaum 'Aad, agar kalian mengambil pelajaran peristiwa yang mereka alami dan mengambil sikap yang berbeda dengan apa yang mereka lakukan. bumi ini di serahkan pada kalian untuk di kelola dan di bangun dengan baik. sesuai dengan ayat yang artinya :
Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin; (QS. Asy- Syur'aa : 149), kalian kerjakan semua itu dengan cerdas, profesional dan ulet, responlah nikmat Allah itu dengan rasa syukur dan beramal shaleh, beribadah hanya padanya dan tidak menyekutukan Allah, janganlah sekali-kali kalian menentang-nya dan menyimpang dari ketaatan kepadanya, karena hal itu akan menimbulkan kerugian dan penyesalan yang sangat besar.
Mu’jizat Nabi Shaleh
Ketika Nabi Shaleh as. mengajak mereka agar menyembah kepada Allah SWT. semata, Tuhan yang maha esa, mereka meminta agar Nabi Shaleh as. menghadirkan sesuatu yang menakjubkan (Mu'jizat). mereka berkata pada Nabi Shaleh as. "Jika kamu benar maka datangkanlah dari batu ini (sambil menunjuk pada sebongkah batu) seekor unta betina dengan sifat-sifatnya yang begini, mereka menyebutkan kriteria dan sifat-sifat unta yang mereka kehendaki."
Nabi Shaleh as berkata pada mereka "bagaimana jika aku benar-benar mendatangkan apa-apa yang kamu minta, dengan sifat-sifatnya yang engkau kehendaki itu, apakah kamu beriman terhadap yang aku bawa dan apa yang karenanya akau utus?" Mereka menjawab, "Ya".
Mengeluarkan Unta dari bebatuan
Maka Nabi Shaleh as. memegang janji dan kesepakatan mereka itu, selanjutnya Nabi Shaleh as Bangkit menunaikan shalat karena Allah Azza wa Jalla, lalu berdo'a kepada-Nya agar ia berkenan mengabulkan apa yang mereka minta, dengan sifat dan kriteria sesuai dengan apa yang mereka kehendaki.
Allah SWT. memperkenankan do'a Nabi Shale as dan memerintahkan pada batu yang mereka tunjuk tersebut agar mengeluarkan seekor unta betina sesuai yang mereka inginkan. peristiwa luar biasa dan sangat mengagumkanpun jadi kenyataan, seekor unta betina keluar dari batu. mereka jadi terpaku dan terbelalak menyaksikan peristiwa besar, bukti nyata yang tak terbantahkan, di antara mereka ada yang beriman, namun sebagian besar dari mereka tetap dalam kekafiran dan kedurhakaanya.
Kaum Nabi Shaleh as, banyak yang ingkar
Pemimpin orang-orang yang beriman itu ialah Junda’ bin Amr bib Mihlat bin Labid bin Jawas. Ia merupakan salah satu pemimpin yang menemukan kemuliaan dalam islam. Junda mengajak keponakanya yaitu Syihab bin Khalifah yang merupakan salah seorang tokoh di antara mereka. Atas ajakan itu sebenarnya ia bermaksud masuk islam, tetapi di halang-halangi oleh mereka yang masih tetap mempertahankan status kekafiranya. Akhirnya ia cenderung lebih memilih tetap bersama mereka, tidak jadi mengikuti ajakan Junda’. Hal itu mengundang seseorang dari kalangan orang-orang yang beriman kepada Nabi Shaleh as. Menyayangkan sikap Syihab bin Khalifah, yang berpaling lagi setelah menemukan hidayah orang muslim itu bernama Mahrasyi bin Ghanamah bin Dzamil.
Unta sebagai ujian kaum Tsamud
Unta betina Mu’jizat itu hidup di tengah-tengah mereka sebagai ujian bagi mereka. Nabi Shaleh melarang mereka agar tidak mengganggu dan berbuat dzalim pada unta tersebut, karena itu merupakan suatu anugrah besar dari Allah yang dari unta itu mereka dapat mengambil dan meminum susunya.
Nabi Shaleh as berkata pada mereka , sebagaimana dalam ayat yang artinya :
Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat". (QS. Hud : 64).
Oleh sebab itu janganlah kalian mengganggunya, biarkan unta itu merumput dan minum air di bumi ini.
Persekongkolan untuk membunuh unta
Waktu terus bergulir sampai akhirnya, para tokoh dan pemimpin kaum Tsamud berkumpul dan bersepakat untuk menyembelih unta betina itu, Allah SWT. Berfirman yang artinya :
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)". (QS.Al A’raf : 77).
Dan yang di tugaskan membunuh unta itu adalah salah seorang pemimpin mereka, yaitu Qidar bin Salif bin Junda’ adalah seorang yang berkulit coklat tua dan bertumbuh pendek. Ia melakukan tugas membunuh unta itu atas kesepakatan bersama. Oleh sebab itu, penanggung jawab pembunuh mereka semua.
Dua orang perempuan kafir
Ibnu Jarir dan para ulama ahli tafsir menyebutkan, bahwa pada masa itu ada dua orang wanita, yang pertama bernama Shaduq bint Al-Mihya ibnu Zuhair bin Al-Muhkhtar, Di seorang wanita juga mempunyai kedudukan terhormat, kaya dan cantik, Dahulu ia pernah di nikahi oleh orang muslim kalangan kaum Tsamud, tetapi kemudian ia menceraikan laki-laki itu, Shaduq memanggil seorang bernama Al-Hubab, dan menawarkan diri, jika ia dapat membunuh unta betina tersebut, maka ia mau menikah denganya, tetapi Al-hubab menolak tawaran tersebut, lalu ia memanggil anak pamanya (sepupu) yang bernama Masda’ bin Mahraj bin Al-mahya, dan Masda’ pun menerima tawaran itu.
Wanita yang kedua bernama Unaizah binti Ghunaim bin Majlaz, yang juga di kenal debgan julukan Ummu Usman, ia adalah seorang wanita kafir yang sudah tua, yang mempunyai beberapa puteri yang cantik-cantik serta mempunyai harta yang sangat banyak, suaminya bernama Dzu’ab bin Umar salah seorang pemimpin kaum Tsamud.
Unaizah menawarkan pada Qidar bin Salif, aku akan berikan empat anak gadisku kepada kamu, siapa saja yang kamu sukai, jika kamu telah benar-benar membunuh unta betina milik Shaleh.
Maka kedua pemuda tersebut (Masda’ dan Mahraj dan Qidar bin Salif), mmulai menyusun rencana pembunuhan dan melaksanakanya yang di bantu oleh tujuh orang lain dari kalangan kaum Tsamud, sehingga mereka berjumlah sembilan orang. Dan mereka itulah yang oleh Allah SWT. dIsebutkan dalam firmanya, yang artinya :
Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan. (QS.An-Naml : 48).
Untuk mempermulus rencana pembunuhan itu, mereka menyusun strategi persekongkolan dengan kabilah-kabilah yang lain, dan mendapatkan respons dari mereka, akhirnya mereka berangkat dan mengintai unta betina milik Shaleh, Qidar dan Masda’ sembunyi di samping bongkahan batu yang menjadi lewatan unta tersebut setelah minum air.
Ketika unta itu berjalan melewati tempat yang berada di bawah penjgaan Masda’. Maka ia langsung melemparkan anak panah kearah unta tersebut hingga tepat mengenai tulang betisnya. Kemudian Unaizah binti Ghanam keluar dan memerintahkan anak gadisnya yang cantik untuk memperlihatkan diri kepada Qidar dan kelompoknya, sehingga Qidar bertambah semangat, langsung menghujamkan pedang dengan kerasnya ke arah unta tersebut sehingga urat kaki unta itu putus dan jatuh tersungkur ke tanah, setelah itu Qidar berteriak keras memperingatkan anak unta itu, lalu menusuk leher unta tersebut dan menyembelihnya, sementara anak unta tersebut lari ke puncak gunung, dan disana ia berdo’a menjerit tiga kali, lalu menghilang di bebatuan.
Adzab untuk Kaum Tsamud
Keinkaran, kedzaliman dan kedurhakaan mereka suda di luar batasdan tidak dapat ditolerir, dan dari mereka sudah tidak bisa di harapkan akan menjadi baik, maka sudah saatnya mereka harus digulung oleh adzab Allah SWT.
Setelah penyembelihan itu Nabi Shaleh as berkata, mengingatkan akan terjadinya adzab yang telah di ancamkan bagi mereka, firman Allah yng artinya :
Mereka membunuh unta itu, maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan". (QS. Hud : 65).
Rencana pembunuhan kepada Nabi Shaleh as
Tetapi kezaliman mereka semakin gila, bahkan hendak membunuh Nabi Shaleh as. Merekapun menyusun rencana penbunuhan itu, firman Allah SWT . yang artinya :
Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui. (QS. An-Naml : 50-52).
Keinginan mereka untuk membunuh Nabi Shaleh dan keluarganya di malam itu sudah bulat, maka ketika malam tiba kesembilan orang yang menjadi perwakilan mereka bermaksud mendatangi Nabi Shale as. Lalu Allah SWT. Mengirimkan batu-batu yang melempari kesembilan orang tersebut, dan mengirimnya terlebih dahulu ke neraka, sebalum kemudian kaum Tsamud menyusul mereka.
Tiga hari ketentuan Adzab untuk kaum Tsamud
Keesokan hari yaitu pagi hari kamis, yang merupakan hari pertama di saksikanya pemandangan itu, wajah kaum Tsamud mendadak menjadi pucat pasi, persis apa yang di ancamkan Nabi Shaleh AS. Di sore itu mereka semua berkata “Oh, sehari telah berlalu dari ketentuan tiga hari yang di janjikan Nabi Shale as.”
Lalu pada hari Jum’at, yaitu hari kedua, wajah mereka berubah menjadi merah, di sore itu, mereka berteriak mengaduh. “Aduh, telah dua hari berlalu ketentuan itu disegerakan turunya adzab” dan pada hari ketiga dari hari-hari mereka bersenang-senang, yaitu hari Sabtu, wajah mereka berubah menjadi hitam, di sore hari itu, teriak histeris “Oh, sungguh benar-benar tiba saat turunya adzab”.
Sebelum masuknya hari Ahad, mereka duduk menunggu murka dan adzab Allah SWT. Hati mereka tak karuan, kecemasan dan ketakutan menyelimuti kehidupan, mereka berada dalam sebuah kondisi tercekam, oleh ketakutan yang luar biasa, tidak tahu apa yang mereka harus lakukan menyongsong datangnya adzab Allah SWT.
Ketika matahari terbit hari Ahad, sebagaimana yang di janjikan Nabi Shale as, Terdengarlah suara yang amat keras dari langit dan gempa yang sangat dahsyat dari bawah mereka, sehingga nyawa-nyawa melayang, yang tersisa hanyalah tubuh-tubuh kaum Tsamud bergelimpangan tak bernyawa, firman Allah yang artinya :
Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. (QS. Al-Araf : 78).
Satu perempuan yang masih hidup
Suasana menjadi hening dan beku, semunya telah menjadi bangkai, tidak ada ruh dalam tubuh mereka, para Ulama menyatakan bahwa tidak ada satu orangpun yang tersisa, dari kalangan kaum Tsamud, baik kecil maupun besar, laki-laki maupun perempuan, kecuali seorang budak perempuan, Kalbah bintu As-salqi, ia di panggil juga dengan sebutan adz-Dzari’ah. Ia adalah seorang wanita kafir yang benar-benar memusuhi Nabi Shaleh as. Setelah menyaksikan adzab yang mengerikan dan menyayat hati itu, ia menjadi kehilangan arah dengan di cekam ketakutan yang luar biasa, karen dia sadar bahwa dirinyapun akan menyusul mereka, Segera ia berangkat ke suatu perkampungan di Arab, di sana ia mendatangi beberapa orang yang masih hidup dan memberitahu mereka apa yang ia saksikan serta apa yang menimpa kaumnya, karena ketakutan yang luar biasa itu ia meminta air kepada mereka dan setelah meminumnya, ia langsung mati menyusul kaumnya Tsamud, sehingga binasalah semua kaum Tsamud yang ingkar dan durhaka itu, tak seorangpun tersisa, sedangkan Nabi Shaleh as. Dan orang-orang beriman di selamatkan oleh Allah SWT. Dari adzab yang mengerikan.
(Kisah ini di nukil dari kitab Qishasul Anbiya, karya Ibnu Katsir)
Semoga apa yang saya tulis ini bermanfaat dan berguna bagi teman pembaca Media ngaji semuanya Amin.
0 Response to "Kisah Nabiyullah Shaleh as Lengkap"
Posting Komentar