Seperti semilir angin yang bertiup, alam ghaib memiliki getaran elektromagnetik yang bisa kita rasakan namun sulit membuktikannya secara nyata, jin sebagai salah satu jenis makhluk dari alam ghaib misalnya.
Keyakinan kita akan keberadaannya bahkan terkadang melebihi kepercayaan kita kepada penciptanya sendiri, ironisnya, hingga kini orang masih simpang siur memahami keberadaannya, apakah jin itu? bagai mana sosoknya? di mana mereka tinggal? dan yang terpenting dapatkah manusia melihat jin?. Melihat fenomena-fenomena mistik yang berhubungan dengan jin, seandainya kesaksian itu benar, yakinkah yang mereka lihat itu jin adanya?. Bagi orang awam sulit membedakan mana jin dan mana iblis dan setan, padahal satu dengan yang lain sesungguhnya sangat berbeda, baik sosoknya, kebiasannya. Iblis dan setan pada hakekatnya adalah jin, sebaliknya jin belum tentu iblis atau setan.
Jin dalam konteks islam adalah sejenis makhluk hidup yang bersifat ghais yang di ciptakan oleh Allah SWT dari api, sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya :
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas". (Q.S Al-Hijr :27).
Sebagai mana halnya dengan jasad kita , Allah SWT menciptakan api menjadi bentuk tubuh kemudian di tiupkan kepadanya ruh agar dia menjadi makhluk yang cerdas, berakal dan memiliki kebiasaan memilih, persis seperti ketika Allah menciptakan Adam dari tanah. Namun sesuai dengan sifatnya jin sangat lentur dan mudah bergerak hingga melebihi kecepatan cahaya. Jin juga, seperti halnya iblis dan setan mempunyai kemampuan mengubah diri dari bentuknya yang asli kedalam berbagai bentuk.
Jin merupakan moyangnya iblis dan setan, dalam proses evolusinya jin memperoleh keturunan yang berkembang menjadi iblis, akan halnya setan, ia adalah generasi pertama dari iblis hasil perkawinannya dengan jin pengikutnya. Berbeda dengan iblis dan setan yang selamanya ingkar kepada Allah SWT, maka jin atas rahmatnya masih di beri hidayah sehingga di kalangan manusia di kenal adanya jin muslim dan jin kafir. Namun walaupun seperti itu, manusia tetap saja di larang berteman dengan jin karena jin itu pastilah akan memperdaya kalian semua dengan tipu muslihatnya di sebabkan kita tidak melihat dia, pastilah jin itu akan menyesatkan kita.
Bentuk dan Sosok Jin
Ada sebagian orang yang mengira-ngira bentuk atau sosok jin memberi keterangan tentang gambaran visual dan sosok jin sebagai mana berikut :
Dalam banyak hal bentuk dan sosok jin tidak jauh berbeda dengan bentuk fisik manusia, perawakan jin sedikit lebih pendek dari manusia dengan tubuhnya, matanya memanjang ke arah dahi tapi ada pula yang ke atas, bentuknya lebar dan besar seperti mata rusa, warna bola matanya bermacam-macam, ada yang kuning, hitam dan coklat tua, warna merah yang biasanya menyorot tajam hanya merupakan kekuatan jin dalam menciptakan pengaruh pada dirinya. Telinga jin runcing mirip telinga kuda atau kucing, hidungnya pesek terletak tepat di tengah-tengah wajahnya, bisa memanjangkan rambutnya hingga terseret ke tanah, tangan dan kakinya lebih panjang bila di bandingkan dengan tangan dan kaki manusia. Kuku-kukunya panjang dan runcing, warna kulit jin gelap seperti kulit kerbau seperti halnya manusia mereka berpakaian, bernafas, buang air, berkeluarga dan mempunyai keturunan. Jin tidak mati, sesuai dengan keteapan Allah SWT yaitu sampai hari kiamat.
Allah SWT menciptakan jin dan manusia semata-mata hanya untuk beribadah. Teman-teman Media Ngaji bentuk dan sosok jin tidak ada satu manusia pun yang tahu persis, kecuali orang-orang yang di kehendaki oleh Allah SWT.
Tempat Tinggal Jin
Jin yang populasinya jauh melebihi jumlah manusia semenjak Adam hingga kini, berada di semua tempat di dunia ini baik di darat maupun di lautan, mereka menghuni dan mendirikan sebagian besar kota-kota dan pusat pemerintahannya di atas air, ada pula kota-kota dan pusat pemerintahan mereka di bagian-bagian samudra yang dalam dan di sungai-sungai, mereka juga menghuni padang-padang pasir yang luas, tempat-tempat terpencil , gunung-gunung jurang-jurangnya, termasuk goa-goa dan hutan-hutan. Sebagian dari mereka tinggal di lingkungan sekitar kita, di rumah-rumah tua, kamar-kamar kosong, di kamar mandi, di sumur-sumur tua dan selokan-selokan. Jin juga tinggal di kuburan-kuburan, pohon-pohon dan batu-batu besar.
Menurut keterangan yang mashur, setiap manusia bahkan di sertai jin kemanapun kita pergi, jin tersebut adalah jin Qorin (Jin pendamping). Abdullah bin Mas'ud mengatakan bahwa Rosulullah SAW bersabda :"Tidak ada seorangpun di antara kalian yang tidak di di tunjuk untuknya jin pendamping".
Pada perinsipnya jin atau makhluk ghaib pada umumnya sesuai dengan sifatnya tidak bisa di lihat oleh manusia sejalan dengan firman Allah SWT yang artinya :
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman". (Q.S A'raf : 27).
Terdapat berbagai penafsiran mengenai ayat ini, imam As-Asyaukani mengatakan pengertian ayat tersebut bukan berarti kita tidak bisa melihatnya untuk selamanya, tak terlihatnya mereka oleh pandangan kita saat mereka melihat kita, sama sekali tidak mengharuskan ketidak mungkinan setan atau jin untuk di lihat.
Kebanyakan ahli tafsir sependapat, jin, setan dan iblis tidak bisa di lihat bentuk aslinya kecuali dalam bentuknya yang lain. Ibnu Hajar Al-Asqolani berkomentar "Sedangkan orang-orang yang telah melihat mereka (jin) stelah jin mengalami perkembangan dalam bentuk hewan misalnya. Maka hal itu bisa di pahami sebab berbagai riwayat telah mengatakan tentang perubahan-perubahan bentuk mereka".
Rosulullah SAW dalam beberapa hadis shahih menyuruh kita membunuh ular dan anjing dengan tanda-tanda tertentu, karena ular dan anjing tersebut adalah jin dalam bentuknya yang lain, dari berbagai riwayat dan keterangan serta berita-berita dari orang-orang yang mengalaminya sendiri, jin dalam bentuknya yang lain sesungguhnya dapat di lihat. Penampakan itu melalui berbagai cara antara lain :
Demikian juga halnya dengan kesaksian banyak orang melihat tokoh-tokoh yang telah meninggal menampakan diri, melihat arwah penasaran yang gentayangan, mereka sesungguhnya jin Qorin atau jin pendamping yang meniru tabi'at dan perilaku orang yang di dampinginya. Adapun dedemit, hantu, tuyul dan sebagainya merupakan perwujudan jin dalam bentuk lain.
Suatu hal yang keliru adanya anggapan seseorang bisa mengundang arwah yang sudah mati, berdialog layaknya dengan orang hidup. Betulkah bahwa mereka itu arwah-arwah atau jin pendamping (Qorin).
Jin qorin karena sangat lamanya bergaul dengan manusia yang di dampinginya sangat mungkin dapat meniru-niru suaranya dan mengaku-ngaku sebagai rohnya yang datang dari alam barzah, dalam hal ini nyata sekali Allah SWT berfirman yang artinya :
"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan". (Q.S Al-Mu;minuun : 99-100).
Teman-teman Media Ngaji, semoga apa yang saya tulis ini dapat menambah ilmu tentang sesuatu yang tidak bisa terlihat (ghaib) yaitu jin, iblis dan setan.
Keyakinan kita akan keberadaannya bahkan terkadang melebihi kepercayaan kita kepada penciptanya sendiri, ironisnya, hingga kini orang masih simpang siur memahami keberadaannya, apakah jin itu? bagai mana sosoknya? di mana mereka tinggal? dan yang terpenting dapatkah manusia melihat jin?. Melihat fenomena-fenomena mistik yang berhubungan dengan jin, seandainya kesaksian itu benar, yakinkah yang mereka lihat itu jin adanya?. Bagi orang awam sulit membedakan mana jin dan mana iblis dan setan, padahal satu dengan yang lain sesungguhnya sangat berbeda, baik sosoknya, kebiasannya. Iblis dan setan pada hakekatnya adalah jin, sebaliknya jin belum tentu iblis atau setan.
Jin dalam konteks islam adalah sejenis makhluk hidup yang bersifat ghais yang di ciptakan oleh Allah SWT dari api, sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya :
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas". (Q.S Al-Hijr :27).
Sebagai mana halnya dengan jasad kita , Allah SWT menciptakan api menjadi bentuk tubuh kemudian di tiupkan kepadanya ruh agar dia menjadi makhluk yang cerdas, berakal dan memiliki kebiasaan memilih, persis seperti ketika Allah menciptakan Adam dari tanah. Namun sesuai dengan sifatnya jin sangat lentur dan mudah bergerak hingga melebihi kecepatan cahaya. Jin juga, seperti halnya iblis dan setan mempunyai kemampuan mengubah diri dari bentuknya yang asli kedalam berbagai bentuk.
Jin merupakan moyangnya iblis dan setan, dalam proses evolusinya jin memperoleh keturunan yang berkembang menjadi iblis, akan halnya setan, ia adalah generasi pertama dari iblis hasil perkawinannya dengan jin pengikutnya. Berbeda dengan iblis dan setan yang selamanya ingkar kepada Allah SWT, maka jin atas rahmatnya masih di beri hidayah sehingga di kalangan manusia di kenal adanya jin muslim dan jin kafir. Namun walaupun seperti itu, manusia tetap saja di larang berteman dengan jin karena jin itu pastilah akan memperdaya kalian semua dengan tipu muslihatnya di sebabkan kita tidak melihat dia, pastilah jin itu akan menyesatkan kita.
Bentuk dan Sosok Jin
Ada sebagian orang yang mengira-ngira bentuk atau sosok jin memberi keterangan tentang gambaran visual dan sosok jin sebagai mana berikut :
Dalam banyak hal bentuk dan sosok jin tidak jauh berbeda dengan bentuk fisik manusia, perawakan jin sedikit lebih pendek dari manusia dengan tubuhnya, matanya memanjang ke arah dahi tapi ada pula yang ke atas, bentuknya lebar dan besar seperti mata rusa, warna bola matanya bermacam-macam, ada yang kuning, hitam dan coklat tua, warna merah yang biasanya menyorot tajam hanya merupakan kekuatan jin dalam menciptakan pengaruh pada dirinya. Telinga jin runcing mirip telinga kuda atau kucing, hidungnya pesek terletak tepat di tengah-tengah wajahnya, bisa memanjangkan rambutnya hingga terseret ke tanah, tangan dan kakinya lebih panjang bila di bandingkan dengan tangan dan kaki manusia. Kuku-kukunya panjang dan runcing, warna kulit jin gelap seperti kulit kerbau seperti halnya manusia mereka berpakaian, bernafas, buang air, berkeluarga dan mempunyai keturunan. Jin tidak mati, sesuai dengan keteapan Allah SWT yaitu sampai hari kiamat.
Allah SWT menciptakan jin dan manusia semata-mata hanya untuk beribadah. Teman-teman Media Ngaji bentuk dan sosok jin tidak ada satu manusia pun yang tahu persis, kecuali orang-orang yang di kehendaki oleh Allah SWT.
Tempat Tinggal Jin
Jin yang populasinya jauh melebihi jumlah manusia semenjak Adam hingga kini, berada di semua tempat di dunia ini baik di darat maupun di lautan, mereka menghuni dan mendirikan sebagian besar kota-kota dan pusat pemerintahannya di atas air, ada pula kota-kota dan pusat pemerintahan mereka di bagian-bagian samudra yang dalam dan di sungai-sungai, mereka juga menghuni padang-padang pasir yang luas, tempat-tempat terpencil , gunung-gunung jurang-jurangnya, termasuk goa-goa dan hutan-hutan. Sebagian dari mereka tinggal di lingkungan sekitar kita, di rumah-rumah tua, kamar-kamar kosong, di kamar mandi, di sumur-sumur tua dan selokan-selokan. Jin juga tinggal di kuburan-kuburan, pohon-pohon dan batu-batu besar.
Menurut keterangan yang mashur, setiap manusia bahkan di sertai jin kemanapun kita pergi, jin tersebut adalah jin Qorin (Jin pendamping). Abdullah bin Mas'ud mengatakan bahwa Rosulullah SAW bersabda :"Tidak ada seorangpun di antara kalian yang tidak di di tunjuk untuknya jin pendamping".
Pada perinsipnya jin atau makhluk ghaib pada umumnya sesuai dengan sifatnya tidak bisa di lihat oleh manusia sejalan dengan firman Allah SWT yang artinya :
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman". (Q.S A'raf : 27).
Terdapat berbagai penafsiran mengenai ayat ini, imam As-Asyaukani mengatakan pengertian ayat tersebut bukan berarti kita tidak bisa melihatnya untuk selamanya, tak terlihatnya mereka oleh pandangan kita saat mereka melihat kita, sama sekali tidak mengharuskan ketidak mungkinan setan atau jin untuk di lihat.
Kebanyakan ahli tafsir sependapat, jin, setan dan iblis tidak bisa di lihat bentuk aslinya kecuali dalam bentuknya yang lain. Ibnu Hajar Al-Asqolani berkomentar "Sedangkan orang-orang yang telah melihat mereka (jin) stelah jin mengalami perkembangan dalam bentuk hewan misalnya. Maka hal itu bisa di pahami sebab berbagai riwayat telah mengatakan tentang perubahan-perubahan bentuk mereka".
Rosulullah SAW dalam beberapa hadis shahih menyuruh kita membunuh ular dan anjing dengan tanda-tanda tertentu, karena ular dan anjing tersebut adalah jin dalam bentuknya yang lain, dari berbagai riwayat dan keterangan serta berita-berita dari orang-orang yang mengalaminya sendiri, jin dalam bentuknya yang lain sesungguhnya dapat di lihat. Penampakan itu melalui berbagai cara antara lain :
- Jin menampakan diri dalam bentuknya yang bisa dilihat
- Dalam keadaan sihir atau pengaruh sihir
- Melalui keinginan jin itu sendiri untuk memperlihatkan diri
- Kondisi-kondisi tertentu yang terpenuhi syarat-syarat melihat jin.
Demikian juga halnya dengan kesaksian banyak orang melihat tokoh-tokoh yang telah meninggal menampakan diri, melihat arwah penasaran yang gentayangan, mereka sesungguhnya jin Qorin atau jin pendamping yang meniru tabi'at dan perilaku orang yang di dampinginya. Adapun dedemit, hantu, tuyul dan sebagainya merupakan perwujudan jin dalam bentuk lain.
Suatu hal yang keliru adanya anggapan seseorang bisa mengundang arwah yang sudah mati, berdialog layaknya dengan orang hidup. Betulkah bahwa mereka itu arwah-arwah atau jin pendamping (Qorin).
Jin qorin karena sangat lamanya bergaul dengan manusia yang di dampinginya sangat mungkin dapat meniru-niru suaranya dan mengaku-ngaku sebagai rohnya yang datang dari alam barzah, dalam hal ini nyata sekali Allah SWT berfirman yang artinya :
"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan". (Q.S Al-Mu;minuun : 99-100).
Teman-teman Media Ngaji, semoga apa yang saya tulis ini dapat menambah ilmu tentang sesuatu yang tidak bisa terlihat (ghaib) yaitu jin, iblis dan setan.
0 Response to "Bisakah Manusia Melihat Jin?"
Posting Komentar