Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang populer di sebut dalam bahasa arabnya yaitu "Maulid Nabi Muhammad SAW" yang sebentar lagi kita memasuki bulan mulud, marilah kita songsong dengan segenap jiwa dan raga dan meng aplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari supaya kita mencontoh atau mensuritauladani segala amal perbuatan yang pernah di lakukan semasa hidupnya, agar senantiasa kita semua mendapat syafaatnya kelak di yaumil akhir nanti.
Memperingati maulid nabi adalah salah satu bentuk kecintaan kita sebagai umat islam kepada nabinya. Dalam memperingati maulid nabi bolehlah kita dengan cara yang amat sederhana seperti memperbanyak membaca sholawat, dzikir kepada Allah SWT dan lain sebagainya. Atapun dengan cara mengadakan pawai, ta'aruf, pengajian akbar dan seterusnya, semua itu adalah suatu amalan yang pasti di senangi oleh Allah dan Rasulnya.
Pertama terjadi umat islam mengadakan atau memperingati hari kelahiran nabinya, yaitu semenjak jamannya para sahabat yang mana pada saat itu adalah untuk mengimbangi hari natal yang di rayakan oleh kaum nasrani, namun pada saat itu pula timbul pertentangan -pertentangan sesama muslim yang mengatakan bahwa memperingati maulid nabi adalah suatu perbuatan Bid'ah.
Teman-teman Media Ngaji, perlu saya terangkan bahwa bid'ah adalah suatu perbuatan yang tidak pernah di lakukan oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya. Namun bid'ah menurut keterangan yang logis dan mnasuk akal adalah bid'ah di bagi dua, ada bid'ah yang di sebut dholalah (Sesat) dan ada bid'ah hasanah (baik), jika bid'ah hanya di maknai satu sisi saja maka saya yakin islam akan banyak menemukan kesulitan -kesulitan untuk mengamalkan ajran-ajarannya dan tidak sesuai dengan apa yang terkandung dan tersirat dalam Al-qur-anul karim.
Bagi orang muslim yang menafsirkan bid'ah seperti itu (satu sisi saja), islam juga tidak melarangnya, silakan kerjakan sesuai dengan keyakinannya dan tidak akan ada yang membantahnya selama mereka juga tidak membantah kita, karena kita juga mengerjakan segala sesuatu amal perbuatan sesuai dengan keyakinan kita sendiri yang sangat berdasarkan Al-qur-an, Hadis, Ijma dan Qias. Dengan demikian insyaallah islam akan lebih damai di antara pemeluk-pemeluknya dengan perbedaan-perbedaan khilafiyah bukan perbedaan aqidah.
Semangat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW marilah terus kita tingkatkan sebagai wadah untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentang islam, dan sebagai instropeksi diri "Sudah berapa kalikah seingat anda, anda memperingati hari kelahiran nabi anda, sudah mendapatkan ilmu apa saja yang kau dapatkan?". Ini barangkali suatu pertanyaan yang penting dan patut di pertanyakan pada diri anda sendiri.
Maulid Nabi Muhammad SAW seiring dengan berjalannya waktu, sudah menjadi adat dan tradisi sendiri, baik di kampung-kampung maupun di kota-kota di indonesia, dengan beragam corak dan berbagai macam-macam cara untuk memperingatinya, namun ada satu yang perlu saya pertegas, bahwa memperingati maulid nabi bukanlah menciptakan hari raya baru bagi umat islam, karena hari raya umat islam sudah di tentukan dalam Al-qur-an maupun hadis yaitu hari raya idul fitri, hari raya idul adha dan hari raya jum'at.
Dalam memperingati maulid nabi yang harus di pertegas juga yaitu jangan sampai melakukan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran-ajaran Rosulullah SAW itu sendiri.
Firman Allah SWT yang artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". (Q.S. An-Nisa : 59).
Hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya :
"Hendaklah kamu berpegang kepada cara-cara ku dan cara-cara khulafa'ur rasyidin". (H.R. Abu Dawud dan Lain-lain).
Teman-teman, semoga artikel saya pada hari ini bisa memberi manfaat buat teman-teman semua, mohon maaf bila ada salah-salah kata yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.
Memperingati maulid nabi adalah salah satu bentuk kecintaan kita sebagai umat islam kepada nabinya. Dalam memperingati maulid nabi bolehlah kita dengan cara yang amat sederhana seperti memperbanyak membaca sholawat, dzikir kepada Allah SWT dan lain sebagainya. Atapun dengan cara mengadakan pawai, ta'aruf, pengajian akbar dan seterusnya, semua itu adalah suatu amalan yang pasti di senangi oleh Allah dan Rasulnya.
Pertama terjadi umat islam mengadakan atau memperingati hari kelahiran nabinya, yaitu semenjak jamannya para sahabat yang mana pada saat itu adalah untuk mengimbangi hari natal yang di rayakan oleh kaum nasrani, namun pada saat itu pula timbul pertentangan -pertentangan sesama muslim yang mengatakan bahwa memperingati maulid nabi adalah suatu perbuatan Bid'ah.
Teman-teman Media Ngaji, perlu saya terangkan bahwa bid'ah adalah suatu perbuatan yang tidak pernah di lakukan oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya. Namun bid'ah menurut keterangan yang logis dan mnasuk akal adalah bid'ah di bagi dua, ada bid'ah yang di sebut dholalah (Sesat) dan ada bid'ah hasanah (baik), jika bid'ah hanya di maknai satu sisi saja maka saya yakin islam akan banyak menemukan kesulitan -kesulitan untuk mengamalkan ajran-ajarannya dan tidak sesuai dengan apa yang terkandung dan tersirat dalam Al-qur-anul karim.
Bagi orang muslim yang menafsirkan bid'ah seperti itu (satu sisi saja), islam juga tidak melarangnya, silakan kerjakan sesuai dengan keyakinannya dan tidak akan ada yang membantahnya selama mereka juga tidak membantah kita, karena kita juga mengerjakan segala sesuatu amal perbuatan sesuai dengan keyakinan kita sendiri yang sangat berdasarkan Al-qur-an, Hadis, Ijma dan Qias. Dengan demikian insyaallah islam akan lebih damai di antara pemeluk-pemeluknya dengan perbedaan-perbedaan khilafiyah bukan perbedaan aqidah.
Semangat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW marilah terus kita tingkatkan sebagai wadah untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentang islam, dan sebagai instropeksi diri "Sudah berapa kalikah seingat anda, anda memperingati hari kelahiran nabi anda, sudah mendapatkan ilmu apa saja yang kau dapatkan?". Ini barangkali suatu pertanyaan yang penting dan patut di pertanyakan pada diri anda sendiri.
Maulid Nabi Muhammad SAW seiring dengan berjalannya waktu, sudah menjadi adat dan tradisi sendiri, baik di kampung-kampung maupun di kota-kota di indonesia, dengan beragam corak dan berbagai macam-macam cara untuk memperingatinya, namun ada satu yang perlu saya pertegas, bahwa memperingati maulid nabi bukanlah menciptakan hari raya baru bagi umat islam, karena hari raya umat islam sudah di tentukan dalam Al-qur-an maupun hadis yaitu hari raya idul fitri, hari raya idul adha dan hari raya jum'at.
Dalam memperingati maulid nabi yang harus di pertegas juga yaitu jangan sampai melakukan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran-ajaran Rosulullah SAW itu sendiri.
Firman Allah SWT yang artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". (Q.S. An-Nisa : 59).
Hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya :
"Hendaklah kamu berpegang kepada cara-cara ku dan cara-cara khulafa'ur rasyidin". (H.R. Abu Dawud dan Lain-lain).
Teman-teman, semoga artikel saya pada hari ini bisa memberi manfaat buat teman-teman semua, mohon maaf bila ada salah-salah kata yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.
0 Response to "Maulid Nabi Muhammad SAW Bukan Hari Raya"
Posting Komentar