Lapar dan Puasa (Syiyam)

Lapar mempunyai nilai filosofi yang natural, semua orang pasti pernah merasakan lapar dan lapar itu sendiri mempunyai dua definisi, antara negatif dan positif, yang negatif ketika orang merasakan lapar akan timbul sifat ke hayawanannya cenderung menghalalkan segala cara. Adapun yang positif ketika orang merasakan lapar dia akan bersabar dan mencari hikmah di balik rasa lapar tersebut.

Ada satu cerita yang ceritanya begini :
Al-kisah, di sebuah kota tua, seorang raja yang sangat berkuasa tiba-tiba terserang penyakit aneh, sang raja merasa bosan makan, semua makanan telah di cobanya, dan tidak ada satupun yang membuatnya puas dan nikmat, aneka masakan eksotid di hidangkan para dayang dan abdi dalem istana, tetapi tidak satupun yang bisa memuaskan raja.

Raja menjadi sangat putus asa, ia tidak lagi bisa menikmati kelezatan sebuah masakan, singkat cerita, di sebuah desa di pinggir jalan , sang rajamelihat seorang pengemis makan dengan sangat lahap, padahal, ia cuma makan ubi rebus. Rajapun tergoda mencobanya, baru saja dua gigitan, sang ubi rebus sudah dibuang, menurut raja, ubi rebus itu rasanya tidak enak.

Saking penasaran, sang raja minta sang pengemis bercerita, dengan hati-hati sang pengemispun berkata, "Ampun wahai rajaku yang agung dan bijaksana, hamba sudah tiga hari tidak menemukan makanan, laparnya tidak tertahankan lagi, untung tadi ada ibu yang berbaik hati memberikan saya ubi rebus yang baru matang, rasanya enak bukan main semata-mata karena saya sangat lapar". Akhirnya sang raja mengerti bahwa rasa laparlah yang telah membuat ubi rebus itu terasa lezat.

Nah begitulah ceritanya teman-teman.

Lapar yang saya artikan suatu kekosongan yang mempunyai obyek yang sangat berpariatif dan Allah SWT yang maha segala-segalanya menghendaki makhluk-nya untuk mendapatkan nikmatnya yaitu dengan lapar atau ke kosongan, ke fakiran dan lain-lain. Suatu bukti Allah dalam Al-qur-an mewajibkan atas manusia untuk berpuasa agar supaya mendapatkan nikmat dari Allah SWT dan bukan hanya nikmat di dunia saja yang akan di peroleh-nya melainkan nikmat di akhiratpun akan dia terimanya.

Lapar dan Puasa (Syiyam)

Adapun nash perintah berpuasa di sebutkan dalam Al-qur-an yang artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu), memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Al-Baqarah: 183-184).

Puasa
Menurut bahasa syiyam atau puasa berarti "menahan diri". Menurut syara' ialah : Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah semata-mata. Dengan di sertai niat dan syarat-syarat tertentu.

Puasa ramadhan adalah satu sendi ibadah yang di lakukan pada bulan ramadhan, selama satu bulan 29 atau 30 hari.

Di dalam hadis juga di jelaskan tentang kewajiban puasa ini, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya :

Islam di tegakan atas 5 dasar :
  1. Bersaksi bahwa tiada tuhan (yang patut di sembah) melainkan Allah SWT dan Muhammad SAW utusannya.
  2. Mengerjakan sholat
  3. Mengerjakan Zakat
  4. Berpuasapada bulan Ramadhan 
  5. Menherjakan Haji  (bagi yang mampu)
(H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Dalam hadis lain di terangkan, yang artinya :

dari Abi Hurairah r.a. berkata, Rosulullah SAW bersabda : " Allah telah berfirman : Semua amal kelakukan anak adam dapat di campuri kepentingan hawa nafsu, kecuali puasa, maka itu 
meluku untuk-ku dan aku sendiri yang akan membalasnya, dan puasa itu sebagai perisai, maka jika seorang sedang berpuasa, janganlah berkata keji atau ribut-ribut, dan kalau seorang mencaci maki padanya, atau mengajak berkelahi maka hendaknya di katakan padanya : Aku berpuasa, demi Allah yang jiwaku ada di tangannya, bau mulut orang yang berpuasa bagi Allah lebih harum dari bau misik (kasturi). Dan untuk orang berbuka puasa, dan ketika ia menghadap tuhan akan gembira benar menerima pahala puasanya. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Memulai Puasa Bulan Ramadhan
Puasa ramadhan di mulai dengan salah satu sebab sebagai berikut :
  1. Melihat bulan ramadhan setelah terbenam matahari pada tanggal 29 (akhir sya'ban)
  2. Penetapan hakim syar'i akan awal bulan ramadhan berdasarkan keterangan saksi, sekurang-kurangnya seorang laki-laki, bahwa ia melihat bulan
  3. Penetapan awal bulan ramadhan dengan perhitungan ahli hisab (perhitungan) :
    • Apabila bulan tidak terlihat, maka bulan sya'ban di sempurnakan 30 hari
    • Keterangan orang yang dapat di percaya kebenarannya oleh penerima berita, bahwa ia melihat bulan ramadhan, walaupun ia perempuan, orang fasik atau anak-anak
  4. Dengan hisab sebagai mana firman Allah yang artinya :

    "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui". (Q.S. Yunus : 5 )

    Dan dalam hadis di terangkan yang artinya :
    dari Umar r.a. Rosulullah SAW bersabda : "Apabila kamu melihat bulan ramadhan , hendaklah ia berpuasa dan apabila lihat bulan syawal hendak-lah kamu berbuka, maka jika tidak tampak olehmu, maka hendaklah kamu perhitungkanlah jumlah-nya hari dalam satu bulan". (H.R. Bukhari, Muslim, Nasai dan Ibnu Majah)

    Dan di dalam hadis lain juga di terangkan yang artinya :
    dari Ibnu Umar r.a. ia berkata : "Orang-orang memperhatikan terbitnya hilal (awal bulan), lalu saya beritahukan, kepada Nabi Muhammad SAW bahwa saya melihat-nya maka beliau berpuasa dan menyuruh orang-orang berpuasa". (H.R. Abu Dawud dan di sahkan oleh hakim dan Ibnu Hibban).

    Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya :
    dari Ibnu Abas r.a. bahwasannya seorang arab gunung datang kepada Nabi, lalu ia berkata : "Saya telah melihat hilal", lalu sabda Nabi : Apakah engkau bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Allah? "Ia menjawab : "Ya" bersabda lagi : "Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad SAW itu utusan Allah? di jawabnya "Ya" lalu beliau bersabda : "Beritahukanlah kepada orang-orang hai bilal, supaya mereka berpuasa besok". (H.R. Imam yang lima dan di sahkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hiban dan Nasa'i memfarjih mursalnya).
 Nah seperti itu teman-teman keterangan antara lapar dan berpuasa. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi temen-temen pembaca semuanya.

0 Response to "Lapar dan Puasa (Syiyam)"

Posting Komentar