Kitab kuning adalah kitab yang di cetak pada kertas yang berwana
kuning, sebutan kitab kuning ada juga yang menyebutnya dengan kitab gundul,
istilah kitab kuning atau kitab gundul mulai populer dan menjadi tren
tersendiri dalam kalangan santri sekitar tahun delapan puluhan.
Ketika orang menyebut kitab kuning atau gundul, seakan-akan
sudah paling hebat dan tidak ada bandingnya, mereka orang yang paling lihai
dalam agama, namun sekarang ini untuk menguasai teknik membaca kitab kuning
atau gundul tidaklah sesulit apa yang di bayangkan, melainkan bisa sangat mudah
mempelajarinya apabila di kerjakan dengan sungguh-sungguh, akan tetapi pada
zaman sekarang ini, sudah banyak tarjamahan dalam bahasa indonesia kitab-kitab
kuning atau gundul baik yang kecil maupun yang besar insyaallah anda bisa
mempelajarinya dengan sangat mudah.
Mempelajari cara membaca kitab kuning atau gundul, setalah
banyaknya terjamahanya, saya kira sudah tidak relevan lagi khususnya bagi
penuntut ilmu yang sudah di usia udzur, namun tidak menutup kemungkinan bagi
para santri, kawula muda untuk mempelajarinya.
Bisa membaca kitab kuning atau gundul memang mempunyai khas
dan keistimewaan tersendiri, dengan demikian biasanya akan muncul juga sifat
kibri atau sombong, cenderung mengecilkan orang lain karena merasa sudah paling
hebat di antara yang lainya, ini adalah suatu sikap yang tercela dalam ajaran
islam itu sendiri.
Teman Media Ngaji yang berbahagia, sebetulnya mempelajari
ilmu apapun yang terpenting adalah buahnya, atau mengamalkanya, sepandai apapun
anda menguasai segala kitab-kitab kuning atau gundul tapi tidak mengamalkanya,
bagaikan pohon yang tidak berbuah, alias tak berguna dan tidak bermanfaat bagi
dirinya apalagi orang lain.
Teman pembaca yang di muliakan Allah, apa yang saya tulis
ini semoga bermanfaat bagi diri saya dan bagi pembaca semuanya amin.
0 Response to "Sejarah Kitab Kuning di Indonesia"
Posting Komentar